, ,

Konsep Akuntansi dan Siklusnya

Hallo Cendekiawan Muda! artikel kali ini berisi penjelasan terkait pemahaman bagaimana konsep akuntansi dan siklusnya dalam suatu perusahaan. Simak dengan baik, berikut penjelasannya.



KONSEP AKUNTANSI


Akuntansi didefinisikan sebagai sebuah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran atas semua transaksi dan aktivitas keuangan, penyajian laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya.

Akuntansi memiliki arti memperhitungkan atau mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan kepada pemilik perusahaan. Menurut American Accounting Association, akuntansi merupakan proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi. 

Pelaporan tersebut bertujuan untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas serta tegas bagi yang menggunakan informasi keuangan tersebut. 

Dilansir dari buku Accounting Theory: Conceptual Issues in a Political and Economic Environment Ninth Edition (2017) karya Harry I Wolk, akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis. 

Tujuan akuntansi adalah menyajikan informasi ekonomi suatu perusahaan. Informasi tersebut berguna bagi pihak-pihak dalam perusahaan. Perusahaan harus menetapkan suatu pencatatan, penggolongan, analisis, dan pengendalian transaksi serta kegiatan keuangan, kemudian melaporkan hasilnya.

Proses akuntansi akan mengolah semua transaksi dan aktivitas keuangan yang ada di setiap entitas. Proses tersebut kemudian menghasilkan informasi dalam bentuk laporan keuangan yang akan digunakan dalam proses evaluasi dan pengambilan keputusan manajerial yang kemudian akan mempengaruhi pelaksanaan pengelolaan keuangan entitas pada periode berikutnya. Jadi, input dari proses akuntansi adalah transaksi dan ouputnya berupa laporan keuangan.


PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI


Berdasarkan definisi akuntansi di atas, langkah pertama melakukan identifikasi. Identifikasi dilakukan untuk menganalisis tiap transaksi atau aktivitas keuangan yang ada dengan menjawab pertanyaan akun (kode rekening) apakah yang terpengaruh? dan bagaimana pengaruhnya terhadap akun tersebut?. Untuk mempermudah proses identifikasi transaksi dapat digunakan alat analisis yang disebut dengan persamaan akuntansi.

Persamaan akuntansi merupakan gambaran dari posisi keuangan entitas (Neraca) dimana sisi kiri menggambarkan harta yang dimiliki oleh entitas, sedangkan sisi kanan menggambarkan status atau darimana harta tersebut berasal.

ASET = KEWAJIBAN + EKUITAS

Aset merupakan sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh entitas. Yang termasuk dalam aset antara lain adalah Kas, Piutang, Persediaan, Aset Tetap, dan lain sebagainya.

Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah daerah. Kewajiban dapat dibagi menjadi Kewajiban Jangka Panjang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun dan Kewajiban Jangka Pendek yang jatuh temponya kurang dari satu tahun.

Ekuitas merupakan kekayaan bersih pemerintah daerah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah daerah. Pendapatan yang diperoleh entitas akan menambah Ekuitas, sedangkan adanya Beban akan mengurangi Ekuitas.

Persamaan akuntansi ini bukanlah merupakan alat pencatatan transaksi, melainkan hanya sebuah alat bantu untuk memudahkan identifikasi transaksi. Alat pencatatan transaksi sebenarnya yang akan digunakan adalah jurnal. Pemahaman akan persamaan akuntansi ini akan memudahkan dalam menyusun jurnal.


DEFINISI SIKLUS AKUNTANSI


Siklus akuntansi merupakan serangkaian tahapan yang harus dilalui untuk merubah input berupa transaksi sehingga menghasilkan ouput berupa laporan keuangan. Siklus akuntansi secara sederhana digambarkan oleh bagan berikut.

Siklus Akuntansi secara khusus diartikan sebagai proses berulang untuk melakukan identifikasi, analisis, dan merekam setiap kegiatan akuntansi dalam sebuah perusahaan. Siklus dalam kegiatan akuntansi ini terjadi dalam kurun waktu satu tahun. 

Dalam kurun waktu tersebut, semua prinsip, kaidah, metode, hingga teknik-teknik dalam akuntansi digunakan untuk mencatat segala kegiatan akuntansi perusahaan. Umumnya, siklus ini dimulai pada awal tahun dengan pembukaan pembukuan dan ditutup dengan jurnal penutup. 

Proses akuntansi ini dilakukan berkesinambungan dan berulang selama perusahaan masih aktif. Hal ini kemudian menjadikan proses-proses tersebut sebuah siklus. Adanya siklus ini dapat membantu pemilik perusahaan dalam melakukan analisis terkait kondisi keuangan perusahaan yang dimilikinya.


TAHAPAN SIKLUS AKUNTANSI


Prinsip-prinsip dan kaidah akuntansi, prosedur-prosedur, metode-metode serta teknik-teknik dari segala sesuatu yang dicakup dalam ruang lingkup akuntansi dicatat dalam suatu periode tertentu.

Pada umumnya, siklus akuntansi selalu dimulai dari transaksi sampai pada pembuatan laporan keuangan perusahaan. Dilanjutkan dengan adanya saldo yang ditutup dengan jurnal penutup atau sampai pada jurnal pembalik.


Definisi Siklus Akuntansi Adalah 02 - Finansialku


Sebagai sebuah siklus, proses akuntansi juga memiliki berbagai tahapan yang harus dilalui secara berurutan. Tujuan dalam siklus ini adalah untuk memberikan suatu informasi akuntansi yang tepat sehingga dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan. Untuk mencapai tujuan tersebut, tahapan-tahapan dalam siklus akuntansi adalah sebagai berikut:


1. Identifikasi Transaksi

Identifikasi setiap transaksi menjadi tahapan pertama dalam siklus ini. Kegiatan identifikasi ini harus dilakukan secara tepat oleh akuntan yang bisa dilakukan dengan cara melakukan pencatatan setiap transaksi yang terjadi. 

Transaksi akuntansi yang dicatat merupakan setiap transaksi yang memiliki dampak secara langsung pada perubahan kondisi keuangan perusahaan dan dinilai secara objektif. Transaksi yang terjadi juga harus memiliki bukti-bukti transaksi agar bisa dilakukan identifikasi. 

Bukti transaksi ini bisa berupa kuitansi, faktur, nota, atau bukti lainnya yang dianggap sah dalam dunia akuntansi. Oleh sebab itu, setiap transaksi akuntansi sebaiknya menggunakan bukti transaksi yang sehingga bisa dicatat dan diidentifikasi oleh akuntan, terutama transaksi yang berkaitan dengan perubahan kondisi keuangan perusahaan.


2. Analisis Transaksi

Setelah tahapan identifikasi, akuntan kemudian harus melakukan analisis terhadap transaksi tersebut tentang pengaruhnya terhadap kondisi keuangan perusahaan. Sistem pencatatan akuntansi dalam perusahaan selalu menggunakan double-entry system.

Artinya, setiap transaksi akuntansi yang terjadi akan memberikan pengaruh pada posisi keuangan di debet dan kredit dan harus dalam jumlah yang sama besarnya. Secara matematis, umumnya akuntansi menggunakan persamaan:

Aktiva = Kewajiban + Ekuitas dalam melakukan analisis dan perhitungan transaksi yang terjadi. Sebagai ilustrasi, sebuah perusahaan mendapatkan investasi uang tunai sebesar Rp 1.000.000,-, peralatan dan perlengkapan sebesar Rp 500.000,-.

Transaksi tersebut bisa dianalisis bahwa terjadi penambahan kas, perlengkapan, dan peralatan sebesar Rp 1.500.000,-. Penambahan tersebut berarti menambah modal perusahaan sebesar Rp 1.500.000,- karena semua transaksi tersebut merupakan bagian dari modal perusahaan.


3. Pencatatan Transaksi dalam Jurnal

Setelah akuntansi melakukan analisis transaksi, maka tahapan selanjutnya adalah dengan mencatat semua transaksi ke dalam sebuah jurnal keuangan. Dalam ilmu akuntansi, jurnal diartikan sebagai sebuah catatan kronologis selama satu periode tentang transaksi-transaksi yang terjadi. Proses memasukkan informasi tersebut disebut penjurnalan.

Dalam proses penjurnalan, setiap transaksi dibagi ke dalam dua bagian: Debit dan Kredit. Pencatatan ini bisa dilakukan dalam sebuah Jurnal Umum.

Pencatatan harus dilakukan dengan berurutan dan teliti, tanpa ada transaksi yang terlewatkan. Sehingga pada masa akhir akan didapatkan jumlah debit dan kredit yang sama besarnya.


4. Posting Buku Besar

Posting adalah aktivitas memindahkan catatan di buku jurnal ke dalam buku besar sesuai dengan jenis transaksi dan nama perkiraan masing-masing.

Sementara buku besar adalah kumpulan dari semua perusahaan yang saling berhubungan satu dengan lainnya dan merupakan suatu kesatuan.

Setelah di catatan ke dalam sebuah jurnal, akuntansi kemudian memindahkan semua transaksi ke dalam buku besar. Secara umum, buku besar dapat diartikan sebagai kumpulan rekening pembukuan yang berisikan informasi aktiva tertentu yang dicatat dalam satu periode. Dalam sebuah perusahaan dipastikan memiliki berbagai daftar rekening buku besar.

Masing-masing rekening yang ada dalam buku besar tersebut diberi nomor-nomor kode tertentu. Tujuannya adalah memudahkan ketika proses identifikasi dalam jurnal tersebut.

Selain itu, akuntan juga akan lebih mudah dalam melakukan pengecekan ulang atau melihat referensi  terkait dengan transaksi yang terjadi jika sudah tercatat dalam buku besar.


5. Menyusun Neraca Saldo dan Jurnal Penyesuaian

Tahapan selanjutnya dalam siklus akuntansi yang dilakukan oleh seorang akuntan adalah menyusun neraca saldo dan jurnal penyesuaian. Neraca saldo berisikan daftar saldo dari masing-masing rekening pada buku besar pada periode tertentu. 

Dalam menuliskan neraca saldo, saldo yang terdapat dalam buku besar disatukan dan harus dalam kondisi sama jumlahnya. Bila dalam suatu kondisi ternyata terdapat transaksi yang belum tercatat atau ditemukan ada kesalahan dalam neraca saldo, maka akuntan wajib untuk melakukan pencatatan dalam jurnal penyesuaian. 

Penyusunan Jurnal penyesuaian ini bersifat periodik dan prosesnya juga sama dengan penjurnalan pada umumnya. Setelah dicatat dalam Jurnal Penyesuaian, maka hasil laporan keuangannya menjadi aktual.

Jurnal penyesuaian dilakukan apabila ada kesalahan pada penjurnalan dan posting atau memastikan biaya dan pendapatan benar-benar telah dicatat pada periode yang benar.

Yang umum dibuat ayat penyesuaian adalah:

  • Koreksi kesalahan penjurnalan.
  • Penyusutan aset tetap.
  • Penyesuaian sewa dibayar di muka yang berubah menjadi beban sewa karena manfaatnya telah digunakan atau dilampaui.
  • Perlengkapan yang berubah menjadi beban perlengkapan karena telah habis dipakai.
  • Pendapatan diterima di muka yang dihapus menjadi pendapatan jasa sesuai dengan produk jasa yang telah dijual.
  • Dan lain sebagainya.

6. Penyusunan Neraca Saldo Penyesuaian dan Laporan Keuangan

Tahapan berikutnya dalam siklus akuntansi adalah penyusunan Neraca Saldo Penyesuaian dan Laporan Keuangan. Neraca Saldo Penyesuaian dibuat dengan berdasarkan pada buku Neraca Saldo yang sudah dibuat sebelumnya dengan memperhatikan Jurnal Penyesuaian. 

Neraca saldo disesuaikan ini menjadi sumber data dasar untuk menyusun laporan keuangan.

Setelah disusun ayat penyesuaian atas akun-akun tertentu, akun-akun yang bersangkutan tersebut pasti mengalami perubahan nilai atau nominal. Sehingga nilai saldonya perlu disesuaikan kembali dengan menyusun neraca saldo setelah penyesuaian.

Teknisnya dengan menjumlahkan atau mengurangkan akun-akun penyesuaian dengan saldonya pada neraca saldo.

Saldo-saldo tersebut terbagi ke dalam kelompok aktiva dan pasiva sesuai dengan statusnya. Kemudian disusun hingga jumlah saldo keduanya sama besar. Yang perlu diperhatikan dalam penyusunan Neraca Saldo Penyesuaian ini adalah jumlah saldo pada Aktiva maupun Pasiva berjumlah sama besar. 

Bila tidak, maka terjadi kesalahan dalam perhitungan dan tidak bisa dibuat Laporan Keuangannya. Laporan Keuangan ini dibuat setelah jumlah saldo Aktiva dan Pasiva pada buku Neraca Saldo berjumlah sama besar. 

Dalam Laporan Keuangan disusun beberapa laporan seperti laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan neraca yang menghitung likuiditas, solvensi, dan fleksibilitas serta catatan atas laporan keuangan. Selanjutnya, akuntan masuk ke dalam tahapan terakhir yakni pembuatan Jurnal Penutup.

Akun-akun yang ada pada neraca saldo setelah penyesuaian dipindahkan ke laporan keuangan sesuai dengan laporan keuangannya.

Laporan Neraca

Laporan neraca adalah laporan yang berisi posisi keuangan perusahaan meliputi aset, utang dan modal pada periode akuntansi tertentu.

Menyusun laporan neraca ini sangat mudah yaitu dengan mengambil data dari neraca lajur kolom neraca dan menyusunnya pada lembar neraca yang sesuai berdasarkan bagian-bagian yang terdapat dalam neraca.

Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah laporan yang menyajikan perhitungan atas semua pendapatan dan biaya perusahaan.

Laporan ini  terdiri dari seluruh pendapatan yang diperoleh perusahaan dikurangi dengan semua beban yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut.

Menyusun laporan laba rugi juga sama mudahnya dengan neraca. Dengan mengambil data dari neraca lajur kolom akun pendapatan dan beban usaha yang dikeluarkan perusahaan.

Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal adalah laporan yang menyajikan perubahan posisi modal perusahaan.

Perubahan tersebut terjadi karena penambahan (tambahan modal disetor) atau pengurangan investasi (prive) dari pemilik modal perusahaan. Kemudian hasilnya ditambah dengan laba atau dikurangi rugi perusahaan dari laporan laba rugi.

Nantinya, dapat diketahui berapa jumlah modal perusahaan pada akhir periode akuntansi.

Laporan Arus Kas

Laporan arus kas adalah laporan yang menyajikan aliran dana kas masuk dan keluar perusahaan pada aktivitas investasi, operasional, dan pendanaan dalam satu periode akuntansi tertentu.

Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan yaitu laporan tambahan yang berisi informasi yang lebih rinci atas akun tertentu.

Tujuannya adalah untuk memberikan nilai yang lebih komprehensif atas laporan keuangan perusahaan. Dalam catatan ini, biasanya terdapat informasi metode pencatatan akuntansi yang digunakan.


7. Menyusun Jurnal Penutup

Tahapan terakhir dalam siklus ini adalah penyusunan Jurnal penutup oleh seorang akuntan. Jurnal Penutup ini disusun pada akhir periode akuntansi dengan cara menutup rekening nominal atau rekening laba rugi. Untuk menutup kedua rekening tersebut, caranya bisa dengan membuat nihil nilai rekening tersebut.

Tujuan melakukan penutupan rekening ini adalah untuk melihat aliran pada sumber selama periode akuntansi tersebut berjalan dan menghindari terjadinya perhitungan ulang pada periode akuntansi berikutnya. Jadi, yang ditutup meliputi akun-akun pendapatan, beban dan perubahan modal. Setelah rekening tersebut ditutup, Jurnal Penutup ini bisa digunakan untuk mengukur setiap kegiatan yang telah dilaksanakan selama periode tersebut.

Pada periode selanjutnya, Jurnal Penutup bisa membantu untuk memulai kembali dalam siklus akuntansi selanjutnya.


8. Menyusun Neraca Saldo Setelah Penutupan dan Jurnal Pembalik

Tahapan pada siklus proses akuntansi dalam satu periode sebelumnya sudah bisa diakhiri dengan pembuatan jurnal penutup. Proses penyusunan Neraca Saldo dan Jurnal Pembalik ini bersifat opsional, boleh dilakukan atau tidak.

Neraca Saldo pada tahap ini berisikan saldo rekening permanen dari rekening buku besar setelah Jurnal Penutup. Tujuan dari neraca ini adalah untuk melihat apakah akun telah seimbang (balance) untuk selanjutnya memulai kegiatan akuntansi pada periode baru.

Teknisnya dengan menyusun akun-akun yang masih memiliki nilai saldo setelah dilakukan penutupan.

Sementara Jurnal Pembalik dibuat agar proses pencatatan beberapa transaksi tertentu, terutama yang selalu berulang, bisa lebih sederhana.

Jurnal pembalik ini sifatnya optional saja, jadi tidak harus dibuat. Hanya untuk transaksi tertentu jurnal pembalik harus dibuat.

Contohnya untuk transaksi pendapatan diterima dimuka saat penjurnalan langsung dijurnal sebagai pendapatan atau biaya dibayar dimuka dijurnal sebagai biaya maka harus dibuat jurnal pembaliknya. 

Jurnal pembalik disusun pada awal periode akuntansi baru.

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

Meskipun siklus akuntansi yang digambarkan di atas mengacu pada proses akuntansi dalam sistem akuntansi manual, siklus akuntansi pada dasarnya sama, terlepas dari apakah perusahaan menggunakan sistem akuntansi manual atau sistem informasi akuntansi berbasis komputer.

Perusahaan melaksanakan tahap-tahap siklus akuntansi pada periode akuntansi.

Siklus akuntansi juga pada dasarnya sama, baik untuk perusahaan jasa, perusahaan dagang, maupun perusahaan manufaktur.

Dengan penerapan siklus atau proses akuntansi yang benar, maka kegiatan usaha akan dapat dilakukan dengan efektif.

Selain itu, pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan lebih tepat karena berdasarkan dari informasi keuangan yang riil sehingga pengembangan usaha lebih cepat untuk dilakukan.

Begitulah pentingnya mempelajari Konsep Akuntansi dan Siklusnya bagi seorang entrepreneur yang ingin memulai berbisnis agar bisnisnya dapat berjalan dengan efektif dan sesuai dengan yang diharapkan. Hal dasar ini dapat diaplikasikan untuk pembuatan rencana bisnis yang akan kalian bangun dan sebagai pemahaman sehari-hari dalam pembelajaran kalian.

Sekian artikel Kamus Cendekia pada kesempatan kali ini, harapannya semoga bagi siapapun itu khususnya para Cendekiawan Muda dalam menjalankan apapun dapat berjalan dan berhasil sukses sesuai dengan yang diharapkan.

Selamat mencoba dan semoga bermanfaat!! ðŸ˜Š


Berikan komentar dan pendapat kalian pada kolom di bawah ini. Terima kasih. ðŸ˜‰ðŸ‘‡

Continue reading Konsep Akuntansi dan Siklusnya