, , , , , , , , , , , , , ,

Cara Membuat dan Menyusun Rencana Suatu Bisnis Produksi (Business Plan)

Hallo Cendekiawan Muda! artikel kali ini berisi penjelasan terkait bagaimana sih cara teman-teman ketika ada kemauan ingin memulai atau sedang memulai bisnis tapi bingung menyusun rencana bisnis nya (business plan). Simak dengan baik, berikut penjelasannya.

 


Pengertian Bisnis

 

Sebelum masuk ke sana, apa sih yang kita ketahui mengenai pengetian bisnis itu sendiri, Bisnis merupakan kegiatan yang dilakukan perorangan atau kelompok dalam tujuan mendapatkan keuntungan atau laba. Kegiatan bisnis melibatkan aktivitas produksi, penjualan, pembelian barang maupun jasa. Sebelum menjalankan suatu bisnis pasti ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan yang sudah tidak asing lagi pastinya rencana bisnis (business plan).

 

Apa itu Rencana Bisnis (Business Plan)

 

Sebelum kita masuk ke dalam penjelasan yang lebih dalam, alangkah baiknya kita dapat memahami pengertian rencana bisnis (business plan) dan cara menerapkan silsilah dari rencana bisnis itu sendiri. Dalam memulai untuk menyusun suatu bisnis, kita harus membuat suatu rencana bisnis terlebih dahulu. Rencana bisnis ialah dokumen tertulis yang merinci seluk-beluk usaha/bisnis. Diibaratkan seperti peta dalam menjalankan bisnis yang mencakup informasi kondisi kekinian kita seperti apa, lalu hal apa yang akan diharapkan dimasa yang akan datang dalam menjalankan usaha tersebut didalam rencana bisnis kita. Sama halnya dengan bisnis, kita tidak bisa hanya mengandalkan pengetahuan apa yang ada di otak kita, tapi harus dituangkan ke dalam tulisan. Tulisan tersebut berisi apa yang akan dikerjakan, bagaimana cara menyelesaikannya, siapa yang akan menjalankannya, untuk apa kita menjalankan usaha tersebut. Tulisan itulah yang nantinya tertuang di dalam rencana bisnis. Untuk rencana bisnis ini, memiliki pembentukan organisasi baru, produk baru, atau jasa baru yang memiliki beberapa item tersendiri seperti dari sisi waktu, kompleksitas, struktur, dan jangka waktu.

 

Namun, seringkali kita bingung antara rencana bisnis dan perencanaan bisnis. Singkatnya, ketika kita akan membuat usaha baru maka kita butuh rencana bisnis (business plan), tapi ketika kita sudah punya usaha dan ingin lebih baik lagi maka kita sebut sebagai perencanaan bisnis (business planning). Jika diperjelas lagi perbedaannya yaitu dari sisi:


·       Waktu

Rencana bisnis dibuat ketika membentuk usaha/organisasi baru, sedangkan perencanaan bisnis untuk pengembangan organisasi/usaha yang sudah ada.


·       Kompleksitas

Rencana bisnis itu sederhana, sedangkan perencanaan bisnis lebih kompleks dan holistik karena butuh analisis yang matang.


·       Struktur

Rencana bisnis fokus pada 3 hal utama (ide bisnis, pemasaran dan keuangan, sedangkan perencanaan bisnis menyeluruh mencakup pengembangan semua struktur dan fungsi organisasi.


·       Jangka waktu

Rencana bisnis untuk jangka pendek (3-7 tahun), sedangkan perencanaan bisnis jangka panjang (diatas 10 tahun).

 

Mengapa harus membuat Rencana Bisnis (Business Plan)

 

Selanjutnya Mengapa sih kita harus membuat Rencana Bisnis?

Manfaat utama yang diberikan dari rencana bisnis ialah untuk membuat suatu bisnis menjadi lebih terarah dan meminimalisir masalah ketika menghadapi tantangan dalam menjalankannya. Selain itu, rencana bisnis juga dapat menjadi sarana untuk membantu permodalan dengan mengajukan peminjaman modal kepada investor.

Rencana bisnis perlu dibuat tujuannya agar bisnis yang kita jalankan dapat berkembang dan efektif sesuai dengan yang diharapkan. Hal tersebut sesuai dengan suatu pandangan bahwa secara statistik dari 10 jenis usaha baru yang didirikan, kemungkinan hanya 1 yang berhasil dan bisa bertahan dalam jangka waktu kurang lebih 3 tahun.

Mengapa pandangan tersebut muncul? Dikarenakan mereka para entrepreneur kurang dalam mempelajari rencana bisnisnya dengan baik. Jika mereka mempelajari hal tersebut, setidaknya mereka dapat mengantisipasi resiko yang kemungkinan terjadi dari usaha yang mereka dirikan dan beliau juga menyampaikan bahwa “Rencana Bisnis” merupakan langkah awal untuk menjadi wirausaha.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa dengan kita membuat Rencana Bisnis terlebih dahulu sebelum berbisnis itu bermanfaat bagi pengembangan bisnis kita, sebagai berikut:

1. Mengurangi resiko bisnis

2. Kerumitan proses produksi dan transaksi bisnis

3. Pembaca rencana bisnis (investor, lembaga pinjaman, mitra) 

4. Langkah awal menjadi wirausaha

5. Alat bantu dalam mensistemasikan logika bisnis  

 

Menyusun Rencana Bisnis Yang Baik

 

Dalam menyusun Rencana Bisnis yang baik, perlu memperhatikan beberapa hal seperti:

1. Harus memenuhi unsur-unsur yang singkat dan padat

2. Terorganisir rapih dengan penampilan menarik

3. Rencana yang menjanjikan

4. Hindari melebih-lebihkan proyek

5. Kemukakan resiko bisnis yang signifikan

6. Tim terpercaya dan efektif

7. Fokus

8. Target pasar jelas

9. Realistis

10. Spesifik/detail 

 

Hal Mendasar

 

Hal Mendasar yang perlu kita pahami dalam memulai berbisnis, antara lain:

1. Awali dengan ide bisnis 

2. Ide bisnis sebagai jawaban

3. Anda adalah orang yang tepat

4. Cara menghasilkan keuntungan 

5. Siapa pembeli produk anda

6. Dana untuk memulai bisnis

 

Komponen Utama Rencana Bisnis

 

Berikut 4 Komponen Utama dalam Rencana Bisnis:

1. Konsep bisnis: bidang industri, struktur bisnis, penawaran produk/jasa, cara mensukseskan bisnis.

2. Pasar (market): konsumen potensial, alasan pembeli, kondisi persaingan, posisi dalam persaingan.

3. Rencana keuangan: estimasi pendapatan, analisis break event point, cash flow

4. Manajemen dan organisasi: sumber daya manusia, struktur organisasi, uraian tugas

 

Bagaimana Sistematika Rencana Bisnis 

 

1.      Ringkasan eksekutif, Pada bagian pertama, kamu perlu menjelaskan tentang nama, alamat, sampai pada visi misi perusahaan secara ringkas. Jika kamu ingin memulai suatu bisnis produksi, maka kamu dapat menjelaskan hal tersebut di tambah dengan keanekaragaman produk yang ditawarkan, target pemasaran yang diinginkan, serta tim manajemen yang terlibat dalam bisnis tersebut. Terdiri atas: konsep bisnis, misi perusahaan, produk/jasa, persaingan, target dan ukuran pasar, strategi pemasaran, tim manajemen, dan keuangan.

2.      Deskripsi bisnis atau gambaran perusahaan, Di bagian kedua ini berisi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan perusahaan yang akan kamu jalankan nantinya. Adapun isi daripada bagian ini ialah data ringkas perusahaan, susunan pemilik saham, dan status hukum perusahaan. Terdiri atas: identitas perusahaan (nama, lokasi, badan hukum), visi dan misi perusahaan, gambaran sekilas tentang produk/jasa, perkembangan perusahaan hingga saat ini dan status hukum dan kepemilikan.

3.      Strategi pemasaran, Bagian strategi pemasaran berisi tentang apa yang akan kamu lakukan untuk mengenalkan produk kamu ke masyarakat umum. Dalam suatu bisnis produksi dapat mencantumkan secara detail mengenai target konsumen, gambaran pasar, trend pasar, peluang startegis yang dimiliki, dan karakteristik pasar. Terdiri atas: tren dan pertumbuhan industri, gambaran pasar, ukuran dan tren pasar, peluang strategis, target pasar, dan karakteristik pasar.

4.      Analisis persaingan, Pada bagian ini, kamu perlu untuk menganalisis persaingan bisnis tersebut. Kamu dapat menganalisis mulai dari posisi dalam persaingan, distribusi pangsa pasar, sampai kelebihan yang perlu kamu sadari dari bisnis kamu yang pesaing belum tentu punya. Keunggulan yang lebih tinggi dibandingkan pesaing dapat dijadikan nilai tambah bisnis untuk menarik pelanggan. Terdiri atas: tingkat pesaingan, posisi dalam persaingan, distribusi pangsa pasar, dan kelebihan perusahaan dibandingkan pesaing.

5.      Rencana desain dan pengembangan, Saat membuat rencana bisnis dengan tujuan memperoleh investasi, dalam bagian ini kamu perlu menuliskan berapa besar usaha yang akan kamu jalankan. Rencana pengembangan usaha ini meliputi penambahan jumlah cabang, kemungkinan waralaba, dan inovasi perusahaan. Terdiri atas: tujuan usaha jangka panjang, strategi, sasaran dan jadwal pencapaian, evaluasi resiko, dan exit plan.

6.      Rencana operasi dan manajemen, Pada bagian ke 6 ini, kamu perlu membuat rencana untuk operasi dan manajemen bisnis kamu. Adapun yang dapat dijelaskan pada bagian ini ialah pengendalian persediaan bahan pokok, data pemasok, pengembangan bisnis, dan berisi mengenai kontrol keuangan perusahaan. Terdiri atas: fasilitas, proses produksi, pengendalian persediaan, pasokan dan distribusi, pengembangan produk, kontrol keuangan, tim manajemen dan konsultan dan lain sebagainya. 

7.      Analisis rencana keuangan, Pada bagian ini, kamu akan membayangkan arus kas keuangan yang mungkin akan dialami dalam beberapa periode kedepan. Termasuk di dalamnya ialah penghasilan dan pengeluaran, pengembalian modal, dan pengembalian investasi. Selain itu, kamu juga perlu memberi gambaran estimasi penghasilan dan pengeluaran dalam satu bulan. Terdiri atas: proyeksi pendapatan dan aliran kas, neraca, sumber modal dan penggunaan, asumsi yang digunakan dan melakukan analisis Breal Even Point, Payback Period, IRR, dan NPV.

 

Dokumen Rencana Bisnis yang Baik

 

Dokumen Rencana Bisnis yang Baik, seharusnya memperhatikan beberapa hal dibawah ini:

1. Penampilan rapih dan menarik

2. Panjang halaman sekitar 10-12 hlm

3. Halaman muka dan judul

4. Ringkasan 

5. Daftar isi

 

Begitulah pentingnya mempelajari Rencana Suatu Bisnis bagi seorang entrepreneur yang ingin memulai berbisnis agar bisnisnya dapat berjalan dengan efektif dan sesuai dengan yang diharapkan. Hal dasar ini dapat diaplikasikan untuk pembuatan rencana bisnis yang akan kalian bangun. Namun tidak hanya untuk bisnis produksi saja, melainkan rencana bisnis dasar di atas juga dapat diterapkan pada bisnis retail, jasa, dan lain-lain.

Sekian artikel Kamus Cendekia pada kesempatan kali ini, harapannya semoga bagi siapapun itu khususnya para Cendekiawan Muda yang ingin memulai berwirausaha dapat berjalan dan berhasil sukses sesuai dengan yang diharapkan.

 

Selamat mencoba dan semoga bermanfaat!! 😊

 

Referensi: Youtube Dedi Purwana Channel ( https://youtu.be/wcvN0sn1Zb8 )

 

Berikan komentar dan pendapat kalian pada kolom di bawah ini. Terima kasih. 😉👇


Continue reading Cara Membuat dan Menyusun Rencana Suatu Bisnis Produksi (Business Plan)
, , , , , , , , , ,

Pelayanan Usaha Bisnis Retail

Hallo Cendekiawan Muda! artikel kali ini berisi penjelasan terkait penjelasan bagaimana sistem layanan dan proses pelayanan yang harus kita lakukan dalam usaha bisnis retail. Simak dengan baik, berikut penjelasannya. 

 


Sistem Layanan Usaha Bisnis Retail

 

Bisnis retail merupakan bisnis yang dilakukan produsen lalu menjualnya ke dalam bentuk eceran atau langsung.

 

1.  Pengertian Pelayanan Usaha

Pelayanan usaha berarti suatu usaha melayani kebutuhan orang lain dengan memperhatikan kepuasan pelanggan.

 

a.    Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Pelayanan adalah meonolong menyediakan segala yang diperlukan orang lain seperti tamu atau pembeli. 

b.    Kotler (1994)

Menurut Kotler, adalah aktivitas atau hasil yang dapat ditawarkan sebuah lembaga ke pihak lain dan tak kasat mata.

c.    Hadipranata (1980)

Menurut Hadipranata, adalah aktivitas tambahan di luar tugas pokok yang diberikan ke konsumen.

 

2.  Alasan Melakukan Pelayanan dalam Bisnis Retail

 

a.    Akan Diingat oleh Konsumen

Pelanggan akan selalu mengingat pelayanan yang di berikannya, pelayanan baik atau buruknya usaha.

b.    Menunjukkan Kepedulian kepada Pelanggan

Dengan menunjukkan kepedulian kita ke pelanggan, pelanggan akan dating terus menerus dan merasa nyaman.

c.    Berdampak terhadap Seluruh Bisnis

Lakukanlah yang terbaik dalam setiap pelayanan dan penjualan ke pelanggan agar pelanggan berasumsi bahwa produk yang kita jual berkualitas baik.

d.    Strategi Marketing yang Baik

Dengan meningkatkan pelayanan ke pelanggan dengan baik.

e.    Menarik Pelanggan Baru

Buatlah pelanggan senang dengan produk dan pelayanan yang kita jual supaya pelanggan tersebut merekomendasikan ke teman temannya bahwa produk yang kita jual berkualitas.


3.  Aspek Pelayanan yang Dievaluasi Konsumen

 

a.    Aspek Tangibles

Aspek yang jelas tampak oleh mata misalnya penampilan toko. 

b.    Pemahaman terhadap Pelanggan

Dengan mengetahui kesukaan dan apa yang diinginkan oleh pelanggan.

c.    Perilaku yang Sopan

Dengan memberi pelayanan yang baik yang akan membuat konsumen senang.

d.    Keamanan

Jagalah keamanan para konsumen yang akan berbelanja di toko kita dengan memasang cctv dan memberi himbauan.

e.    Kredibilitas

Dengan memberikan garansi kepada pelanggan dan komitmen terhadap pelanggan.

f.     Reliability

Mengenai keakuratan dan kecepatan kasir terhadap konsumen.

g.    Akses

Dengan menentukan jam buka toko dengan konsisten dan keberadaan manajer untuk menyelesaikan masalah.

h.    Kompetensi/Kecakapan

Ketika pelanggan bertanya tentang produk yang kita jual kita sebagain produsen jangan sampai tidak tahu untuk menjawabnya.

i.      Responsiveness

Dengan memberikan respon dengan cepat dan tanggap dan juga degan karakter sopan dan baik.

 

Proses Pelayanan Usaha pada Bisnis Retail

 

1.  Strategi Layanan Pelanggan

 

a.    Pendekatan Kustomisasi

Pendekatan yang mendorong untuk membuat jasa pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan pribadi.

b.    Pendekatan Standardisasi

Didasarkan pada penetapan satu rangkaian aturan yang bersifat pasti secara konsisten.

 

2.  Metode untuk Memahami Harapan Pelanggan

 

a.    Studi menyeluruh.

b.    Menerka kepuasan dengan transaksi individu.

c.    Panel pelanggan dan wawancara.

d.    Berinteraksi dengan pelanggan.

e.    Keluhan pelanggan.

 

3.  Menentukan Layanan Baku

 

a.    Memiliki komitmen tinggi.

b.    Mengembangkan solusi inovatif.

c.    Mendeskripsikan dengan jelas peran penyedia pelayanan.

d.    Menata kelompok layanan.

e.    Menetapkan ukuran dan mengevaluasi capaian kualitas pelayanan.

 

4.  Cara Memberikan Pelayan dalam Bisnis Retail

 

a.    Berikan Penghargaan Personal pada Pelanggan Setia

Berikan sapaan hangat dan potongan harga ke pelanggan.

b.    Berikan Tips dan Trik Mengoptimalkan Produk

Dengan memberikan tips penggunaan produk tersebut.

c.    Produk Favorit Pelanggan Habis, Cari Penggantinya Agar Mereka Tidak Kecewa

Dengan mengecek stok dagangan dengan tujuan agar tidak kehabisan stok.

d.    Pekerjakan Kasir yang Berasal dari Daerah Bisnis Anda

Mempekerjakan kasir dari sekitar toko yang kita buka agar mengetahui seluk beluk warga sekitar.

e.    Bantu Konsumen Memilih Produk yang Tepat

Lakukan pendekatan yang ramah dan tidak agresif.

f.     Buatlah Katalog dan Review untuk Membantu Konsumen Memilih Produk

Dengan dibuat menarik mungkin agar tidak merasa bosan dan lebih mudah menyerap informasi kelebihan dan kekurangan produk yang kita jual.

 

Begitulah pentingnya mempelajari Pelayanan Usaha Bisnis Retail bagi seorang entrepreneur yang ingin memulai berbisnis agar bisnisnya dapat berjalan dengan efektif dan sesuai dengan yang diharapkan.

Sekian artikel Kamus Cendekia pada kesempatan kali ini, harapannya semoga bagi siapapun itu khususnya para Cendekiawan Muda yang ingin memulai berwirausaha dapat berjalan dan berhasil sukses sesuai dengan yang diharapkan.

 

Selamat mencoba dan semoga bermanfaat!! 😊

 

Berikan komentar dan pendapat kalian pada kolom di bawah ini. Terima kasih. 😁👇

 


Continue reading Pelayanan Usaha Bisnis Retail
, , , ,

Hambatan Dalam Berkomunikasi Secara Efektif

Hallo Cendekiawan Muda! artikel kali ini berisi penjelasan terkait apa aja sih hambatan dalam berkomunikasi dan bagaimana solusi yang harus kita lakukan. Simak dengan baik, berikut penjelasannya. 



Sebuah perusahaan dengan 100 karyawan kemungkinan bisa untuk kehilangan sekitar $ 450.000 dalam satu tahun atau lebih karena kehilangan komunikasi interpersonal yang efektif dari mereka seperti kesalahan e-mail, inefisiensi, dan kesalahpahaman sebuah klasemen yang disebabkan oleh karyawan itu sendiri. Seperti contohnya pada seorang manajer sebuah perusahaan pemasaran yang sedang melakukan rapat dengan seorang klien yang memakan waktu satu setengah jam, akan tetapi klien nya itu sedang memainkan ponselnya.  Seperti memainkan game balap, membuka sosial media dan lainnya meskipun dia melirik ke atas sesekali dan mengajukan pertanyaan akan tetapi itu akan berisiko untuk kehilangan komunikasi interpersonal yang efektif dari seorang klien itu. Dan juga Penelitian yang dilakukan oleh perusahaan konsultan SDM menemukan bahwa Karyawan AS dan Inggris merugikan bisnis mereka $37 miliar setiap tahun karena mereka sangat tidak memahami pekerjaan mereka. Di suatu tempat, entah bagaimana, komunikasi tidak seefektif yang seharusnya. Salah satu alasannya adalah seorang manajer menghadapi hambatan yang menyimpang proses komunikasi interpersonal dari berbagai faktor. Dapat disimpulkan, jadi komunikasi interpersonal yang efektif itu didapatkan ketika antar individu bisa saling memahami dan memperhatikan informasi yang disampaikan seorang individu serta mudah dipahami juga oleh individu lainnya.

 

Hambatan dalam komunikasi


1.    Filtering (Penyaringan)

Manipulasi informasi yang disengaja oleh suatu pihak untuk membuatnya tampak lebih menguntungkan bagi penerima. Misalnya, ketika seseorang memberitahu kepada manajernya apa yang ingin didengar oleh si sang manajer, pada saat itu juga informasi sedang atau sudah disaring atau bisa juga jika informasi yang dikomunikasikan melalui tingkat organisasi akan diringkas oleh pengirim dan diterima inti informasinya oleh penerima, itulah filtering atau penyaringan.

Sebagai organisasi menggunakan pengaturan kerja yang lebih kolaboratif dan kooperatif, penyaringan informasi mungkin menjadi pengurang dari suatu masalah.  Selain itu, email mengurangi penyaringan karena komunikasi lebih langsung.  Akhirnya, budaya organisasi mendorong atau mencegah untuk menyaring berdasarkan jenis perilaku yang dihargainya.

 

2.    Emotions (Emosi)

Bagaimana perasaan penerima ketika pesan diterima mempengaruhi bagaimana dia mendefinisikannnya. Emosi yang ekstrem kemungkinan besar akan menghambat komunikasi yang efektif. Di dalam kasus seperti itu, kita sering mengabaikan proses berpikir rasional dan objektif kita lalu menggantikannya dengan penilaian berpikir secara emosional saat mendefinisikan suatu pesan yang akan menghambat proses komunikasi yang efektif.

 

3.    Information Overload (Kelebihan Informasi)

Sebagai contoh seorang manajer pemasaran yang sedang melakukan perjalanan penjualan selama seminggu ke suatu tempat dimana dia tidak memiliki akses untuk masuk ke emailnya dan menghadapi 1.000 pesan di emailnya ketika dia membuka emailnya kembali. Tidak mungkin bagi manajer untuk sepenuhnya membaca dan menanggapi setiap pesan tanpa berhadapan dengan kelebihan informasi, yaitu ketika informasi melebihi kapasitas suatu individu untuk memprosesnya. Apa yang terjadi ketika individu memiliki lebih banyak informasi daripada yang dapat mereka proses?  Mereka cenderung mengabaikan, melewatkan, melupakan, atau memilih informasi secara selektif.  Atau mereka mungkin berhenti untuk berkomunikasi. Bagaimanapun, akibatnya adalah hilangnya informasi dan komunikasi yang tidak efektif karena adanya kelebihan informasi yang kita terima.

 

4.    Defensiveness

Ketika orang merasa terancam, mereka cenderung bereaksi dalam cara-cara yang menghambat komunikasi yang efektif dan mengurangi kemampuan mereka untuk mencapai tujuan timbal balik untuk saling memahami.  Mereka menjadi defensive dengan menyerang orang lain secara verbal, membuat sarkastis komentar, terlalu menghakimi, serta mempertanyakan motif orang lain.

 

5.    Language (Bahasa)

Sebagai contoh penulis/jurnalis konservatif Ann Coulter dan rapper Nelly keduanya berbicara bahasa Inggris, tetapi bahasa yang digunakan masing-masing sangatlah berbeda.  Arti kata berbeda hal untuk orang yang berbeda.  Usia, pendidikan, dan latar belakang budaya adalah tiga variabel yang lebih jelas yang mempengaruhi bahasa yang digunakan seseorang dan definisinya dia memberikan kata-kata. Dalam sebuah organisasi, karyawan berasal dari latar belakang yang beragam dan memiliki perbedaan pola bicara.  Bahkan karyawan yang bekerja untuk organisasi yang sama tetapi berbeda departemen yang berbeda sering kali memiliki jargon yang berbeda yaitu teknis khusus bahasa yang digunakan anggota kelompok untuk berkomunikasi di antara mereka sendiri yang menyebabkan penerima akan salah mendefinisikan pesan mereka karena memiliki perbedaan.

 

6.    National Culture (Kebudayaan Nasional)

Budaya mempengaruhi bentuk, formalitas, keterbukaan, pola, dan penggunaan informasi dalam komunikasi. Karena alasan teknologi dan budaya, orang-orang Tionghoa tidak menyukai pesan suara. Kecenderungan umum ini menggambarkan bagaimana perbedaan komunikasi dapat muncul dari budaya nasional maupun bahasa yang berbeda.  Misalnya, mari melihat dari perbandingan negara-negara yang menghargai individualisme (seperti Amerika Serikat) dengan negara-negara yang menekankan kolektivisme (seperti Jepang). Di negara yang individualistis seperti Amerika Serikat, komunikasi lebih formal dan dapat dieja dengan jelas. Manajer sangat bergantung pada laporan, memo, dan lainnya yang berbentuk komunikasi formal.  Di negara kolektivis seperti Jepang, lebih banyak interpersonal kontak pribadi di suatu tempat yang terjadi, dan lebih mendorong komunikasi tatap muka.

 

Cara Mengatasi Hambatan

 

Rata-rata, seseorang harus mendengarkan informasi sebanyak tujuh kali sebelum dia benar-benar mengerti. Berikut cara yang dilakukan manajer untuk menjadi komunikator yang lebih efektif:

 

1.    Gunakan Umpan Balik

Banyak masalah komunikasi secara langsung dikaitkan dengan kesalahpahaman dan ketidakakuratan.  Masalah-masalah ini bisa dikurangi dan dengan kecil kemungkinannya terjadi jika manajer mendapat umpan balik, baik verbal maupun nonverbal.  Seorang manajer dapat mengajukan pertanyaan tentang pesan untuk menentukan apakah pesan itu diterima dan dipahami sebagaimana yang dimaksud.  Atau manajer dapat meminta penerima untuk memberitahukan kembali pesannya dengan kata-katanya sendiri.  Jika manajer mendengar apa yang dimaksudkan, memahami dan akurasi harus ditingkatkan.  Umpan balik juga bisa lebih halus, dan komentar umum bisa memberikan manajer rasa reaksi penerima pesan. Umpan balik juga tidak harus verbal.  Jika manajer penjualan mengirimkan informasi melalui email tentang laporan penjualan bulanan baru yang harus diselesaikan oleh semua perwakilan penjualan dan beberapa dari mereka tidak menyerahkannya, manajer penjualan telah menerima umpan balik. Ini umpan balik menunjukkan bahwa manajer penjualan perlu mengklarifikasi komunikasi awal. Demikian pula, manajer dapat mencari isyarat nonverbal untuk mengetahui apakah seseorang mendapatkan pesan.

 

2.    Menyederhanakan Bahasa

Bahasa dapat menjadi penghalang, manajer harus pertimbangkan audiens yang menjadi tujuan pesan dan sesuaikan bahasanya dengan mereka. Ingat, komunikasi yang efektif tercapai ketika pesan diterima dan dipahami.  Misalnya, administrator rumah sakit harus selalu berusaha untuk berkomunikasi dengan istilah yang jelas dan mudah dipahami dan menggunakan bahasa yang disesuaikan dengan karyawan yang berbeda kelompok.  Seperti pesan kepada staf bedah yang harus sengaja berbeda dari yang digunakan dengan pegawai kantor. Jargon dapat memudahkan pemahaman jika digunakan dalam kelompok yang tahu apa artinya, tetapi dapat menyebabkan masalah ketika digunakan di luar kelompok itu.

 

3.    Mendengarkan secara Aktif

Ketika seseorang berbicara, kita mendengar, akan tetapi terkadang kita tidak mendengarkannya. Mendengarkan adalah pencarian makna secara aktif, sedangkan pendengaran adalah pasif.  Dalam mendengarkan, penerima juga berusaha dalam komunikasi. Banyak dari kita adalah pendengar yang buruk.  Mengapa? Karena itu sulit, dan kebanyakan dari kita akan lebih suka berbicara.  Mendengarkan, pada kenyataannya, seringkali lebih melelahkan daripada berbicara. Mendengarkan secara aktif, yaitu mendengarkan dengan penuh makna tanpa membuat penilaian atau interpretasi yang matang yang membuatnya menuntut akan konsentrasi secara total. Mendengarkan secara aktif membutuhkan usaha, akan tetapi dapat membantu membuat komunikasi menjadi lebih baik dan jauh lebih efektif.

 

4.    Membatasi Emosi

Naif untuk berasumsi bahwa manajer selalu berkomunikasi secara rasional.  Kita tahu bahwa emosi dapat mengaburkan dan mendistorsi komunikasi. kesenangan.  Seorang manajer yang kesal karena suatu masalah lebih cenderung salah mengartikan yang masuk pesan dan gagal mengomunikasikan pesan keluarnya dengan jelas dan akurat. Apa yang harus dilakukan?  Jawaban paling sederhana adalah dengan tenang dan mengendalikan emosi sebelum berkomunikasi.

 

5.    Memperhatikan Isyarat Non Verbal

Jika tindakan berbicara lebih keras daripada kata-kata, maka itu penting untuk memastikan tindakan itu selaras dan memperkuat kata-kata yang menyertainya. Seorang komunikator yang efektif memperhatikan isyarat nonverbalnya untuk memastikan memberikan pesan yang diinginkan.


Begitulah pentingnya mempelajari Hambatan Dalam Berkomunikasi Secara Efektif bagi seorang entrepreneur yang ingin memulai berbisnis agar bisnisnya dapat berjalan dengan efektif dan sesuai dengan yang diharapkan. Hal dasar ini dapat diaplikasikan untuk komunikasi dalam bisnis ataupun perusahaan yang telah kalian bangun menjadi efektif.

Sekian artikel Kamus Cendekia pada kesempatan kali ini, harapannya semoga bagi siapapun itu khususnya para Cendekiawan Muda yang ingin memulai berwirausaha dapat berjalan dan berhasil sukses sesuai dengan yang diharapkan.

 

Selamat mencoba dan semoga bermanfaat!! 😊

 

Berikan komentar dan pendapat kalian pada kolom di bawah ini. Terima kasih. 😉👇

 

 

Continue reading Hambatan Dalam Berkomunikasi Secara Efektif
, , , ,

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Dalam Bekerja

 

Hallo Cendekiawan Muda! artikel kali ini berisi penjelasan terkait Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan dalam melakukan pekerjaan, hal-hal apa saja sih yang harus kita perhatikan. Simak dengan baik, berikut penjelasannya.



Manajemen adalah sutau proses kegiatan yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengukuran, dan tindak lanjut yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dengan menggunakan manusia dan sumber daya manusia. Sistem manajemen adalah rangkaian kegiatan yang teratur dan saling berhubungan untuk mencapai tujuan telah ditetapkan oleh perusahaan dengan menggunakan manusia dan sumber daya yang ada.

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan pencapaian, pengkajian dan pemelihara kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman.

Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pernyataan tertulis yang ditandatangani oleh pengusaha dan pengurus yang memuat keseluruhan visi dan tujuan perusahaan, komitmen, dan tekad melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja. Kerangka dan program kerja mencakup kegiatan perusahaan secara menyeluruh yang bersifat umum dan operasional.

 

1.      Komitmen dan Kebijakan

 

Sasaran sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja yang melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja. Sistem keselamatan dan kesehatan kerja terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, nyaman, efesien, dan produktif.

Setiap tingkat pemimpin dalam perusahaan harus menunjukkan komitmen terhadap keselamatan dan kesehatan kerja sehingga sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dapat diterapkan dan dikembangkan. Komitmen harus selalu ditinjau ulang secara berkala yang melibatkan semua pekerjaan dan orang lain yang berada di tempat kerja.

Kebijakan keselamaan dan kesehatan kerja dibuat melalui proses konsultasi antara pengurus dan wakil tenaga kerja. Selanjutnya, harus dijelaskan dan disebarluaskan kepada semua tenaga kerja, pemasok, dan pelanggan. 

Wujud komitmen kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja adalah :

 

a.   Penempatan organisasi keselamatan dan kesehatan kerja pada posisi strategi dalam penentuan keputusan.

Contoh: Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja di PT. INDOFOOD Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang diletakkan dalam posisi wakil sekretaris. Hal tersebut berarti bahwa organisasi keselamatan dan kesehatan kerja dalam posisi yang dapat ikut menetukan dalam pengambilan keputusan perusahaan,

 

b.  Penyediaan anggaran, sarana, dan tenaga kerja yang berkualitas di bidang keselamatan dan kesehatan kerja.

Contoh pemilihan tenaga kerja yang berkualitas dapat dilihat dari kepedulian perusahaan mengadakan tes kesehatan sebelum masuk kerja dan adanya sarana penunjang untuk keselamatan dan kesehatan kerja seperti instruksi kerja (work instruction).

 

c.  Penetapan personel yang bertanggung jawab dengan kewenangan dan kewajiban yang jelas dalam penaganan keselamtan dan kesehatan kerja.

Contoh di PT Indofood Sukses Makmur Divisi dibentuk tim penyelamat (rescue tim) yang berfungsi dalam keadaan darurat di dalamnya dibentuk struktur organisasi agar masing-masing orang mempunyai tugas sesuai kedudukannya.

 

d.  Perencanaan dan penilaian kinerja serta tindak lanjut pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja.

Contoh perencanaan dilakukan dengan diadakannya rapat dengan pihak top management menyangkut peningkatan mutu di perusahaan tersebut. Perencaan yang telah disusun kemudian dlaksanakan dan dilakukan penilaian untuk pelaporan ke pihak top management supaya diketahui apakah hasilnya sesuain dengan tujuan atau belum.

 

2.      Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

 

Kesehatan dan keselamatan kerja mengacu pada kondisi fisiologis dan psikologis tenaga kerja yang diakibatnya oleh lingkungan kerja perusahaan. Keselamatan kerja termasuk dalam perlindugan teknis, yaitu perlindungan terhadap pekerjaan/buruh agar selamat dari bahaya yang dapat ditimbulkan oleh alat kerja.

Beberapa hal yang dilakukan perusahaan dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja, meliputi:

 

a.      Jaminan sumber daya manusia, sarana, dan dana

Dalam penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang efektif dibutuhkan:

1)  Penyediaan sumber daya (personel, sarana, dan dana) yang memadai sesuai dengan ukuran dan kebutuhan dengan prosedur yang dapat memantau manfaat yang akan didapat ataupun biaya yang harus dikeluarkan.

2) Melakukan identifikasi kompetensi kerja yang diperlukan pada setiap tingkatan manajemen perusahaan dan menyelenggarakan setiap pelatihan yang dibutuhkan.

3)   Membuat ketentuan untuk mengomunikasikan informasi keselamatan dan kesehatan kerja secara efektif.

4)   Membuat peraturan untuk melaksanakan konsultasi dan keterlibatan tenaga kerja secara efektif.

Contoh pihak perusahaan telah berusaha dengan menyediakan sumber daya manusia yang berpotensi dengan melakukan tes sebelum masuk kerja. Sarana dan dan yang memadai juga dipersipakan supaya berjalan lancar. Ini berarti pihak perusahaan telah menerapkan jaminan kemampuan sesuai dengan Permenaker No. 05/MEN/1996 tentang sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.

 

b.    Perusahaan dapat mengintegrasikan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja ke dalam sistem manajemen perusahaan yang sudah ada. Contoh sistem manajemen keselamatan kerja telah terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan. Terbukti dengan angka kecelakaan kerja menurun di perusahaan.

 

c.  Peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja akan efektif apabila semua pihak dalam perusahaan didorong untuk berperan serta dalam penerapan dan pengembangan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, serta memiliki budaya keselamatan dan kesehatan kerja. Perusahaan harus mendukung dan memberikan konstribusi bagi sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, dengan cara:

1)   Menentukan, menunjuk, mendokumentasikan, dan mengomunikasikan tanggung jawab dan wewenang untuk bertindak.

2)  Mempunyai prosedur untuk memantau dan mengomunikasikan setiap perubahan tanggung jawab dan tanggung gugat yang berpengaruh terhadap sistem dan program keselamatan da kesehatan kerja.

3) Memberikan reaksi secara cepat dan tepat terhadap kondisi yang menyimpang atau kejadian-kejadian yang lainnya.

 

d.      Konsultasi, motivasi, dan kesadaran

Pengurus harus menunjukkan komitmen tehadap keselamatan dan kesehatan kerja melalui konsultasi dengan melibatkan semua pihak yang terkait agar merasa ikut memiliki dan merasakan hasilnya. Tenaga kerja harus memahami serta mendukung tujuan dan sasaran sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja serta harus memahami sumber bahaya yang ada di perusahaan sehingga dapat mencegah terjadinya insiden.

Contoh : Pihak perusahaan melakukan konsultasi dengan perwakilan dari pekerja agar diperoleh hasil yang seimbang antara ppihak perusahaan dengan pekerja, pekerja termotivasi untuk melakukan hasil dari konsultasi tersebut dengan kesadaran masing-masing pekerja.

 

e.  Pelatihan merupakan salah satu alat penting dalam menjamin kompetensi kerja yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan keselamatan dan kesehatan kerja. Pelatihan hanya diberikan kepada pekerja yang ditunjuk menjadi anggota dalam suatu organisasi seperti Fire Brigade Indofood yang bertugas untuk sistem tanggap darurat dalam perusahaan.

 

3.      Kegiatan Pendukung

 

Perusahaan harus mempunyai prosedur yang menjamin bahwa Informasi keselamatan dan kesehatan kerja terbaru dikomunikasikan ke semua pihak dalam perusahaan.

Prosedur pelaporan harus ditetapkan untuk menjamin bahwa system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dipantau untuk meningkatkan kinerja.

Contoh: Komunikasi dua arah telah dilakukan dengan wakil dari pekerjaan sehingga pihak perusahaan mengetahui hal-hal yang harus dilakukan. Pelaporan biasanya terjadi ketika para pekerja menemukan kejanggalan dalam melakukan pekerjaannya atau dengan alat kerjanya sehingga pihak yang terkait dapat segera melakukan tindakan perbaikan

 

a.      Pendokumentasian

Merupakan unsur utama pada system manajemen. Untuk itu, harus dibuat sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pendokumentasian system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja diintegrasikan dengan system manajemen perusahaan.

Contoh: Pihak keselamtan dan kesehatan kerja perusahaan selalu melakukan pendokumentasian jika diketauhui ada kecelakaan dan tindakan apa yang telah dilakukan. Pendokumentasian juga berguna sebagai acuan agar perusahaan semakin maju dengan melakukan perbaikan-perbaikan system dalam perusahaan.

Perusahaan harus menjamin:

1.   Identifikasi dokumen sesuai dengan uraian tugas dan tanggung jawab di perusahaan.

2.   Dokumen ditinjau ulang secara berkala dan direvisi sesuai kebutuhan.

3. Sebelum diterbitkan, dokumen disetujui terlebih dahulu oleh personel yang berwenang.

4.   Dokumen versi terbaru tersedia di tempat kerja yang dianggap perlu.

5.   Semua dokumen yang telah using segera disingkirkan.

6.   Dokumen mudah ditemukan dan mudah dipahami.

 

b.      Pencatatan dan manajemen informasi

Pencatatan merupakan sarana bagi perusahaan untuk menunjukan kesesuaian penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Pencatatan telah ilakukan oleh pihak keselamatan dan kesehatan kerja sebagai sarana bagi perusahaan untuk menunjukan kesesuaian penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dalam perusahaan.

Pencatatan harus mencakup:

1.      Persyaratan indikator kinerja keselamatan dan keselamatan kerja

2.      Izin kerja

3.      Risiko dan sumber bahaya yang meliputi keadaan mesin, alat kerja, peralatan, bahan, lingkungan kerja, sifat pekerjaan, cara kerja, dan proses produksi

4.      Kegiatan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja

5.      Kegiatan inspeksi, kalibrasi, dan pemeliharaan.

Kalibrasi adalah proses pengecekan dan pengaturan akurasi dan alat ukur dengan cara membandingkannya dengan standar/tolok ukur tertentu. Kalibrasi dilakukan untuk memastikan hasil pengukuran akurat dan konsisten dengan instrument lainnya.

6.      Pemantauan data

7.      Rincian insiden, keluhan, dan tindak lanjut

8.      Identifikasi produk termasuk komposisinya

9.      Informasi mengenai pemasok dan kontraktor

10.  Audit dan peninjauan ulang system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja

 

c.       Perancangan dan rekayasa

Pengendalian resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja dalam proses rekayasa harus dimulai sejak tahap perancangan dan perencanaan. Setiap tahap dari siklus perancangan meliputi pengembangan, verifikasi, tinjauan ulang, validasi, dan penyesuaian harus dikaitkam dengan identifikasi sumber bahaya, prosedur penilaian, dan pengendalian risiko. Personel yang memiliki kompetensi kerja harus ditentukan dan diberi wewenang serta tanggung jawab yang jelas untuk melakukan verifikasi persyaratan system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.

 

d.      Pengendalian administrasi, prosedur, dan instruksi kerja dibuat dengan mempertimbangkan aspek keselamatan dan kesehatan kerja pada setiap tahapan. Administrasi harus didokumentasikan dan ditinjau ulang secara berkala terutama jika terjadi perubahan serta dibuat oleh personel yang memiliki kompetensi kerja dengan melibatkan para pelaksana.

 

e.  Pengadaan barang dan jasa melalui kontrak harus ditinjau ulang untuk menjaminn terpenuhnya persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja yang ditentukan

 

f.        Sistem pembelian barang dan jasa harus terintegrasi dengan penanganan pencegahan resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta dapat menjamin terpenuhnya persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja.

 

g.      Perusahaan harus memiliki prosedur untuk menghadapi keadaan darurat atau bencana, diuji secara berkala, dan dilakukan oleh personel yang memiliki kompetensi kerja. Instalasi yang mempunyai bahaya besar harus dikoordinasikan dengan instansi terkait yang berwenang.

 

h.  Perusahaan harus memiliki prosedur untuk mengurangi dampak terjadinya insiden, yang meliputi: penyediaan fasilitas P3K dengan jumlah yang cukup serta proses perawatan lanjutan

 

i. Perusahaan harus membuat prosedur rencana pemulihan keadaan darurat untuk mengembalikan pada kondisi yang normal secara cepat dan membantu pemulihan tenaga kerja yang mengalami trauma.

 

4.      Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

 

Perusahaan harus memiliki system untuk mengukur, memantau, dan mengevaluasi kinerja system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dan hasilnya harus dianalisis guna menentukan keberhasilan. Hal itu harus dilakukan dengan cara sebagai berikut:

 

 

a.      Menetapkan dan memelihara prosedur inspeksi, pengujian dan pemantauan yang berkaitan dengan tujuan dan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja. Frekuensi inspeksi dan pengujian disesuaikan dengan objeknya.

 

b.      Melakukan audit system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja secara berkala untuk mengetahui keefektifan penerapan system manajamen keselamatan dan kesehatan kerja. Audit dilaksanakan secara sistematis dan dilakukan oleh personel yang independen yang memiliki kompetensi kerja dengan menggunakan metodologi yang sudah ditetapkan.

Frekuensi audit harus ditentukan berdasarkan tinjauan ulang hasil; audit sebelumnya dan hasil identifikasi sumber bahaya. Hasil audit digunakan oleh pengurus dalam proses tinjauan ulang manajemen.

 

c.       Mendokumentasikan semua hasil temuan dari pelaksanaan pemantauan, audit, dan tinjauan ulang system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Selanjutnya, digunakan untuk mengidentifikasi tindakan perbaikan dan pencegahan serta pihak manajemen menjamin pelaksanaannya secara sistematis dan efektif

Contoh :

Perusahaan memiliki system untuk mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan hasilnya harus dianalisis guna menentukan keberhasilan atau untuk melakukan identifikasi tindakan perbaikan

1.      Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Dalam mengukur, memantau, dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan kesehatan kerja, pihak K3 perusahaan melakukan inspeksi ke seluruh area perusahaan, di mana inspeksi ini difokuskan pada penerapan system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan dan kondisi bahaya kecelakaan kerja, baik dari tenaga kerja, lingkungan maupun peralatan kerjanya.

Pihak top Noodle Cabang Semarang, misalnya, memberi wewenang kepada Pak Maryono selaku health and safety staff diperusahaan untuk melakukan inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja yang biasa dilaksanakan setiap waktu ketika Pak Maryono ke lapangan dan melihat adanya di tempat tersebut. Saat magang, penulis mencoba melakukan inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja dengan hasil inspeksi sebagai berikut:        

 

HARI/TANGGAL

JAM

LOKASI

HASIL TEMUAN

SUMBER BAHAYA

SELASA,02 FEBRUARI 2010

10.00 WIB

AREA DEPAN RUANG FILE A & P LANTAI II

PELETAKAN KARDUS KOSONG BERSERAKAN

DI DEPAN APAR NO.112

MENGHAMBAT SYSTEM PEMADAMAN JIKA TERJADI KEBAKARAN

SENIN,08 FEBRUARI 2010

10.30 WIB

AREA PACKING LINE 04

PIPA AC BOCOR

TERPLESET LANTAI YANG LICIN AKIBAT KEBOCORAN PIPA AC

SENIN,08 FEBRUARI 2010

11.00 WIB

AREA PACKING

SELANG KOMPRESOR BERANTAKAN DI LANTAI AREA PACKING

TERSANDUNG PIPA KOMPRESOR DAN MENGHAMBAT SYSTEM PEMADAM KEBAKARAN

 

2.      Audit sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja

Di perusahaan ini, pihak K3 melakukan audit system mnajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang dilakukan secara rutin 3 bulan sekali. Audit ini bertujuan agar system yang ada di perusahaan ini berjalan lancar.

Hasil dari pertemuan audit kemudian dilakukan tindakan pengendalian sebagai upaya untuk meminimalkan angka kecelakaan kerja karena adanya kesalahan dalam system manajemennya

 

3.      Tindakan Perbaikan dan Pencegahan

Semua hasil temuan dari pelaksanaan inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja didokumentasikan dan digunakan untuk mengidentifikasi tindakan perbaikan dan pencegahan yang harus segera dilakukan serta pihak manajemen manjamin pelaksanaannya secara sistematis dan efektif.

 

Begitulah pentingnya mempelajari Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Dalam Bekerja bagi seorang entrepreneur yang sedang memulai berbisnis agar bisnisnya dapat berjalan dengan efektif dan sesuai dengan yang diharapkan. Hal dasar ini dapat diaplikasikan untuk prosedur bisnis yang telah kalian bangun.

Sekian artikel Kamus Cendekia pada kesempatan kali ini, harapannya semoga bagi siapapun itu khususnya para Cendekiawan Muda yang ingin memulai berwirausaha dapat berjalan dan berhasil sukses sesuai dengan yang diharapkan.

 

Selamat mencoba dan semoga bermanfaat!! 😊

 

Berikan komentar dan pendapat kalian pada kolom di bawah ini. Terima kasih. 😉👇

Continue reading Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Dalam Bekerja